Kampus JPTK UNS

PTM menghasilkan guru yang cerdas dan berkarakter

DUNIA RODA 2

Kecantikan si kuda besi dengan teknologi dan kecepatan

MOBIL

Dimana kemewahan,kenyamanan,keamanan bersatu

EDITOR

kebersamaan yang indah

Kamis, 05 Juni 2014

CERPEN : Guru Pahlawan Masa Kini

GURU PAHLAWAN MASA KINI

Disebuah desa yang terpencil terdapat seorang guru yang baik hati. “Pak Somat” begitulah biasanya murid memangilnya. Pak Somat mengampu mata pelajaran matematika. Metode santai dan diselingi candaan adalah gaya mengajarnya. Rumah Pak Somat tak jauh dari SMP tempatnya mengajar, Sehingga dia menggunakan sepeda ontel Kebo sebagai tuganganya. Sepeda kebo butut nan eksotis peninggalan dari turun temurun sejak zaman belanda. Karena Keramahan dan Kebaikan Beliau Sehingga tak ada yang tak kenal Pak Somat Si Guru Hebat.
Pada pagi hari yang cerah seperti biasa Pak Somat bersiap untuk menunaikan tugas mengapdi untuk mencerdaskan bangsa. Dengan tekat dan semangat beliau menyiapkan sepeda ontel kebonya yang diberi nama rambo. Pada bodi belakang rambo terdapat tulisan “awas masih galak dilarang kentut”. Seperti biasa dengan seragam, sepatu dan atribut lengkap, serta dengan kopyah hitam dipasng miring yang menjadi ciri khasnyapun tak ketinggalan. Dengan doa, Pak Somat mengayuh sepedanya dari rumah menuju SMP N 3 MOJOLABAN tempat yang dianggapnya sebagai ladang mencari pahala. Dengan semangat 45 Pak Somat mengayuh sepedanya, di sepanjang perjalanan tak lupa senyum selalu ditunjukanya ketika berpapasan dengan orang – orang. Tak jarang siswa yang berpapasan dengan beliau menyapa dengan hangat “Selamat pagi Pak Somat” itulah yang didengar olehnya disepanjang perjalanan.
Setelah sampai ditempat dengan Gagah Berani Pak Somat turun dari tungganganya. Bak Pangeran yang turun dari kuda dengan langkah kaki yang mantap beliau berjalan menuju kelas 7B yang menjadi jadwal mengajarnya. Sesampainya didepan Kelas Beliau berucap
“ Selamat pagi murid murid” Kata Pak Somat
“Selamat Pagi Pak” Jawab murid serentak
“semua sehat kan .? mari kita lanjutkan pembelajaranya” (sembari membenarkan posisi kopyah yang dikenakanya agar miring sempurna)
“Baikk pak” jawab Murid serentak (ada sebagian siswa yang tertawa melihat gaya dari Pak Somat)
Pembelajaran berlangsung dengan baik,  serius namun santai, sehingga tak ada siswa yang merasa terbebani. Bahkan banyak siswa yang tertolong dengan cara mengajar beliau. Cara mengajar  yang begitu malah menjadikan matematika yang dikenal susah malah menjadi mudah dipahami dan dikerjakan.
Disisi lain dari ketenaran dari Pak Somat disekolahan tersebut  terdapat pula segerombolan anak anak nakal yang tergabung dalam satu geng. Mereka sering meyebutnya dengan OBLO dengan kepanjangan Organisasi Bocah Lali Omah yang di ketuai oleh seorang siswa bernama Rahmanto alias Otox, dan dibantu Oleh gunawan ,dan Rama alias Petox. Mereka bertiga adalah teman sejawat yang telah berteman sejak kecil. Mereka bertiga selalu membuat keonaran dan keributan di sekolah itu. Dalam keseharianya mereka sering menjaili siswa yang lain bahkan tak jarang guru juga menjadi sasaran kejailan mereka. Telah ratusan kali teguran menglegar ditelinga mereka namun tak ada satupun yang dihiraukan. Malahan bak api tertiup angin yang menjadikan mereka bertambah nakal tat kala teguran menghampirinya.
Sebentar lagi seluruh SMP seindonesia akan Mengadakan Ujian nasional. Semua warga sekolah sibuk untuk mempersiapkan hal itu, tak terkecuali SMP tersebut Salah satu trik yang dilakukan adalah dengan mengadakan simulasi ujian. Dengan hal itu diharapkan siswa dapat sukses dalam menghadapi ujuan nantinya.
Pak Somat pun tak tinggal diam, beliau mengerahkan semua yang dimilikinya untuk membantu muridnya agar dapat lulus dengan baik. Berbagi cara dilakukan beliau dari mulai berdoa, mengadakan jam tambahan, les privat dll semuanya dilakukan demi tujuan yang mulia. Beliau hanya ingin anak anak didiknya kelak dapat sukses menghadapi ujian dan lulus dengan nilai yang baik. Hanya itu yang beliau inginkan, dia tak menginginkan imbalan apapun atas jasanya.
Didalam suatu proses belajar mengajar di suatu kelas yang dikelas tersebut terdapat anak yang nakal tadi.  Pak Somat mengadakan Ulangan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dikelas tersebut.
“Anak anak, hari ini kita coba kerjain soal soal ya, dikerjain sebisanya ga usah tengok tengok. Okheee....” ( sambil menutup satu mata dan mengacungkan dua jempol tanganya)
“OKHEEE PAK...” jawab murid mirid dengan semangat
Soalpun diberikan dan selang beberapa jam murid muridpun telah selesai mengerjakan tugasnya. Tak ada raut wajah susah maupun kesulitan dari wajah mereka yang ada hanyalah senyum yang merekah menandakan soal yang mudah, hanya 3 orang yang terlihat berkeringat , lusuh dan kebingungan, mereka yaitu Rahmanto, Gunawan, Dan Rama 3 orang bandel yang tergabung dalam oblo.
Pak Somat yang menyadari hal itu langsung menegur mereka bertiga.
“Nak  Rahmanto, Nak Gunawan,Nak Rama, kug seperti orang kebingungan. Apakah soal yang baPakberikan tadi terlalu sulit. ?” tanya Pak Somat kepada ketiganya
“Iya Paksoal yang diberikan terlalu sulit. Sepertinya ga pernah diajarkan” Jawab Rahmanto ( Sambil garuk garuk Kepala )
“Masak.,? trus dari 10 soal yang tadi baPakkasih kamu bisa kerjain berapa ?” tanya Pak Somat
“hehe.. Cuma 2 Pakitupun nyontek temen pak” jawaban polos rahmanto yang disusul gelak tawa teman teman yang lain
Ketiga orang tadipun disuruh maju kedepan oleh Pak Somat, mereka disuruh mengerjakan soal yang dituliskan dipapan tulis.
“silakan kalian bertiga kerjakan soal yang sudah baPaktuliskan di papan tulis itu” kata Pak Somat sembari menepuk hangat penggung gunawan
“alahh Pakpak, gek piye iki aq ra mudeng opo opo .. malah di kon majuu.. gurune ra ceto” umpat Rahmanto dalam hati
Lama waktu berlalu mereka bertiga tak kunjung menggoreskan spidolnya. Mereka hanya diam sambil melihat soal sambil salah menyalahkan satu sama lain. Pak Somat berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri
“Gimana pada bisa ga ? Ini mudah loh..” kata Pak Somat
Murid yang lain menertawakan mereka bertiga. hahaa masak soal begitu aja ga bisa begitulah cercaan yang dilontarkan dari mulut teeman temanya. Makian demi makian telah diperolehnya sehingga tak ayal membuat Ketiga anggota OBLO itu menjadi malu. Semenjak itu mereka bertiga menjadi marah dan benci dengan Pak Somat suhguhpun maksud Pak Somat adalah baik.
Semenjak itu kebencian dan kebencian kian hari kian membumbung. Hingga suatu saat timbulah niat jelek dari ketiganya untuk menjaili Pak Somat
“Heh Rahman, Aq tu benci sama Pak Somat itu. Gmna kalu sekali kali kita kasih pelajaran ke dia tapi gmna ya caranya ?” kata gunawan ke rahmanto
“Lah cocok iku, aq juga sama anyel karo Pak Somat kae” Timpal rahmanto
“Ngene ngene. Kan Pak Somat ke sekolah naik sepeda, Gimana kalau kita kempesin aja ban sepedanya biar ga bisa pulang dia., haha gmna. ?” kata rama
“hahaha wah ide yang bagus.. ayo kita lakukan” Jawab rahmanto dan Gunawan bersamaan
Mereka bertigapun menuju parkiran dimana tempat si rembo milik Pak Somat dirpakir. Ban sepeda tersebut dikempesin, sambil tertawa penuh kemenangan mereka bertiga berjalan meninggalkan parkiran.
Waktu mau pulang Pak Somat kaget kenapa ban sepedanya bisa kempes semua. akhirnya beliau menuntun sepedanya menuju tambalban terdekat. Mengetahui hal tersebut ketiga anak tadi tertawa terbahak bahak. Mereka menghampiri Pak Somat sambil berkata
“ Haaaaha, bocor Pak? wah jalan kaki ni yeee.?”
Mendengar hal itu Pak Somat masih tersenyum dan menyapa dengan ramah ketiga anak tersebut
 “ iya nih, si rambo ngambekk,( candanya ), kalian ga pulang.” Begitu perhatianya beliau yg tak menyadari bahwa itu adalah perbuatan dari mereka bertiga.
Hari demi haripun berlalu, Smp N 3 Mojolaban mengadakan tes simulasi ujian nasional untuk yang ke 2 kalinya. Ujian berlangsung selama 4 hari berturut turut. Senin, selasa, rabu, dan kamis dan hari saptunya adalah pengumuman hasil dan hasil tersebut digunakan untuk acuan pada pembagian kelas untuk jam tambahan, dengan begitu maka akan lebih efektif dalam penyampaian materinya. Semua siswa telah menerima hasilnya yang 97% siswa dapat lulus sisanya tinggal Rahmanto, Gunawan, Dan Rama yang belum lulus.
Berita ketidak lulusan mereka bertiga terdengar juga di telinga ibu mereka. Ibu Rahmanto lah yang paling takut kalau anakya tidak dapat lulus. Karna kekawatiran tersebut Bu Sumiyati pun mendatangi ke sekolah namun sesampainya disana dia bingung mau minta bantuan pada siapa. Melihat ada seorang ibu paruh baya yang kebingungan Pak Somat pun menyapanya
“Selamat pagi Buk, Ada apa ini kug sepertinya anda lagi kebingungan. Boleh saya bantu” Sapa Pak Somat
Percakapanpun berlanjut. Bu Sumiyati bercerita panjang lebar. Mulai dari latar belakang kluarga sampai tujuanya datang ke sekolah ini. Pak Somat yang mendengar itu tersenyum,
“Sudah pasti ibuk, Itu adalah kewajiban saya” Jawab Pak Somat dengan senyum
“Waaaaht., sungguh beruntung rahmanto memiliki keluarga yang peduli denganya” Lanjut Pak Somat
 Bu Sumiyati yang mendengar jawaban itu langsung senang dan tenang. Keraguan serasa punah didalam hatinya seperti telah terbisik bahwa guru ini akan mampu mengubah anaknya menjadi yang lebih baik. Diapun berpamitan dan pulang.
Hari demi haripun kian berlalu begitu cepat. UAN SMP semakin dekat saja. Namun dengan Gigih dan Pantang menyerah Pak Somat mengeluarkan semua yang dia miliki untuk membantu para siswa belajar. Terkusus lagi untuk ketiga anak bandel OBLO. Tak jarang Pak Somat meluangkan waktu untuk mmberikan jam tambahan dirumah mereka beriga, kadang di rumah Rahmanto, kadang ditempat Gunawan ataupun Rama, Begitu seterusnya.
Waktu bagi Murid murid SMP untuk bertempurpun telah tiba. Ujian dilakukan serentak di seluruh sekolah setingkat SMP diseluruh Indonesia. Kini Pak Somat sudah tak bisa membantu lagi. Hanya do’a yang dapat dikirimkan untuk murid muridnya. Hari pertama, kedua, sampai ujian terakhir telah terselesaikan. NamPakwajah lega Murid murid seakan hilang sudah beban selama ini. Yang bisa dilakukan untuk saat ini hanya menunggu dan berdo’a.
Setelah penantian panjang. Akhirnya tibalah Pengumuman kelulusan. Rasa deg dek...an. Khawatir, cemas, optimis, bercampur dalam diri. Para orang tua berbondong bondong mendatangi sekolahan untuk mengambil sepucuk surat harapan masa depan anak mereka. Betapa gembiranya Pak Somat melihat Murid Dan Orangtuanya Bergembira melihat bahwa dalam kertas itu tertera “LULUS”. Walaupun mereka bukan siapa siapa Pak Somat namun dia ikut senang dan itu ditunjuknya sebagai pengabdian kepada negara.
Tanpa sengaja Pak Somat bertemu dengan Bu Sumiyati. Pak Somat bingung Karena Bu Sumiyati seperti orang bingung. Terbesit dalam pikiran Pak Somat “ ahht, . apakah Rahmanto tidak Lulus,” Dalam hatinya, seketika Pak Somat sedih dan termenung dia merasa telah gagal dalam mendidik siswa. Dengan memberanikan diri Pak Somat membuka percakapan.
“Ada apa ibu.. Kug kelihatanya masih bingung, sudah diambil kan suratnya.?” Tanya Pak Somat
“Sudah pak... namun saya ga berani untuk melihat hasilnya.. saya takut...” Jawab Bu Sumiyati lirih
“kalau ga dibuka bagaimana ibu bisa tau anaknya lulus atau tidak.?” Lanjut Pak Somat
Sambil menyodorkan suratnya ke Pak Somat “ Nii pak.. tolong dibacakan hasilnya..”
Dengan hati yang dag dig dugk Pak Somat mulai membuka isi surat tersebut. Tangan berguncang hebat lempitan keras mulai terbuka. Perlahan lahan namun pasti muncul tulisan “LULUS”, Mendengar itu Bu Sumiyati sungguh senang tak terkira dia mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan Pak Somat selama ini.,
Pak Somat.. telah menjalankan tugasnya dengan baik. Dia mengabdi ke pada bangsa dan negara. Bukan mengabdi dengan mengacungkan Senjata, keberhasilanya bukan dinilai dari berapa penjajah yang berhasil dibunuh. Tapi beliau mengabdi lewat goresan tinta ilmu dan keberhasilanya dinilai dari Seberapa banyak siswa yang berhasil lulus dengan maksimal,. Itulah kenapa disebut  GURU PAHLAWAN MASA KINI.......

SEKIAN TERIMAKASI....!!!!!!


Karangan Asli                              

dibuat oleh : Adhy Satria Laksana